- TANAMAN SORGUM PROGRAM JOKOWI MULAI DIPANEN DI LOMBOK TENGAH NTB
- WAPRES PASTIKAN INDONESIA SEGERA KIRIM BANTUAN KEMANUSIAAN GEMPA TURKI
- KBRI ANKARA AKAN EVAKUASI 104 WNI TERDAMPAK GEMPA TURKI DI LIMA LOKASI
- TPNPB-OPM MENGAKU BERTANGGUNG JAWAB ATAS PEMBAKARAN PESAWAT SUSI AIR DI NDUGA
- TPNPB-OPM MENGAKU SANDERA PILOT SUSI AIR KAPTEN PHILIPS ASAL SELANDIA BARU
- KEMENDAGRI DORONG PEMKOT SORONG GENJOT REALISASI APBD SEJAK AWAL TAHUN
- POLRI: PESAWAT SUSI AIR DI NDUGA DIBAKAR KKB PIMPINAN EGIANNUS KOGOYA
- POLRI PREDIKSI BERITA HOAKS DAN POLITIK IDENTITAS MENINGKAT JELANG PEMILU 2024
- PRESIDEN YAKIN PENURUNAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI TIDAK PENGARUHI INVESTOR
- KAPOLRI: TIM GABUNGAN TERUS MENCARI PILOT DAN PENUMPANG SUSI AIR DI NDUGA PAPUA
Jembatan ke Gerbang Surga
Nasional • 9 days agoKisah tentang nasib pekerja migran Indonesia yang bekerja di luar negeri tidak pernah habis. Baik yang sukses ataupun yang mengalami perlakuan buruk. Hari ini saya hendak mengangkat kisah pekerja migran di Hongkong dari dua sisi. Sisi hitam dan sisi putih. Tapi keduanya merupakan jembatan ke gerbang surga.
Kisah yang pertama datang dari Pasangan suami istri Budi Wijaya dan Sudarti yang mantan TKW membuat Komunitas kowbassciber (Komunitas Wong Banyumas Satria Cilacap Bercahaya) merupakan salah satu komunitas sosial yang bergerak dan peduli pada sosial kemasyarakatan yang membutuhkan.
Lalu kisah berikutnya adalah Yuni Andarwati telah memiliki pengalaman bekerja di sebuah perusahaan agen yang membantu keberangkatan para pekerja migran atau TKW di Hongkong selama sepuluh tahun. Selama bekerja di sana, Yuni melihat banyaknya pekerja migran Indonesia yang tidak memahami informasi terkait dengan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga di Hongkong.
Dampaknya membuat para pekerja migran Indonesia mendapatkan kekerasan dalam bekerja. Hal ini menjadi dasar bagi Yuni untuk menolong para pekerja migran Indonesia di Hongkong dan Macau.
Kini Yuni sebagai full time influencer. Uang yang masuk melalui kanal Youtube nya itu ia gunakan untuk membantu para pekerja migran. Baik yang di luar rumah singgah, atau pun yang ada di rumah singgah. Saat ini ada sekitar delapan orang yang tinggal di rumah singgah.
Namun jika dihitung dari tahun pertama ia menolong para pekerja migran ini, sudah ribuan yang ia bantu. Dalam satu hari ada puluhan ribu pesan yang masuk ke handphone nya, dan ada ratusan nomor yang menghubunginya untuk meminta pertolongan. Yuni pun menegaskan, bahwa dirinya adalah solusi terakhir setelah KBRI dan Labor.
Apa yang dilakukan oleh Yuni sempat viral di media social. Ia pun sempat mempertanyakan kehadiran pemerintah dalam menangani pekerja migran. Keberanian Yuni tersebut membuatnya mendapat respon dari BP2MI, bahkan BP2MI bertandang ke tempanya di Hongkong untuk melihat langsung apa yang dikerjakan oleh Yuni.
Pertemuan itu membuat Yuni dan BP2MI berkolaborasi untuk menangani kasus pekerja migran khususnya di Hongkong.