NEWSTICKER

Bersiap Juli-Agustus Puncak El Nino

Ilustrasi petani. Foto: MI

Bersiap Juli-Agustus Puncak El Nino

Media Indonesia • 5 June 2023 14:48

Jakarta: Sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan mengalami awal musim kemarau pada April hingga Juni 2023. Adapun puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada Juli dan Agustus 2023.

El Nino atau musim kering ekstrem yang turut mengancam Indonesia itu akan berdampak signifikan pada sektor pertanian.

El Nino dapat menjadi tantangan besar karena dapat mengganggu pola cuaca yang berdampak pada produksi pertanian dan kesejahteraan petani.

Untuk menghadapi kondisi itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) telah meminta untuk dibentuk gugus tugas guna menghadapi El Nino di setiap wilayah.

“Kita semua harus duduk bersama untuk merumuskan semuanya, dimulai dari pemetaan wilayah, konsep kelembagaan, hingga rencana aksinya,” katanya dilansir Media Indonesia, Senin, 5 Juni 2023.

Menurutnya, gugus tugas berbasis wilayah sangat penting untuk segera dibentuk. Sebab, setiap wilayah membutuhkan penanganan yang berbeda.  

“Ada wilayah kategori hijau yang tidak terdampak sehingga produksinya tidak terganggu. Tapi ada juga wilayah kategori kuning dan merah yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Setiap pemerintah daerah harus jeli membaca kebutuhan wilayahnya,” jelasnya.

Selain itu, Kementan akan memfasilitasi penyediaan dan optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana pertanian untuk daerah terdampak (mitigasi bencana).
Syahrul juga mengatakan sumber air di lahan pertanian sudah dibangun pemerintah seperti embung, dam parit, dan irigasi perpipaan/perpompaan.

Selanjutnya, Kementan juga memberikan bimbingan teknis serta pendampingan adaptasi dan mitigasi kekeringan akibat dampak El Nino di sektor pertanian.

Ia pun memerintahkan jajarannya untuk mendampingi petani dan menyiapkan sumber pengairan, baik yang berasal dari sumur bor maupun aliran irigasi.

“Menghadapi musim kering ekstrem atau El Nino saya minta jajaran Kementan berada di lapangan membantu petani yang kesulitan. Kemudian saya juga meminta persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Tak hanya itu, Kementan akan terus mendorong para petani untuk mengikuti program asuransi usaha tani padi (AUTP), mengerahkan gerakan mitigasi El Nino melalui penggunaan pompa air di wilayah rentan kekeringan, serta mendorong percepatan tanam dengan menggunakan varietas tahan kering.

Sejumlah strategi lain Kementan untuk menanggulangi dampak El Nino di antaranya ialah meningkatkan aksesibilitas informasi kalender tanam (Katam) terpadu; klasterisasi dan prioritas wilayah rentan terdampak berbasis agroekosistem dan potensi ketersediaan air; dan meningkatkan perluasan dan pemanfaatan asuransi usaha tani.
 
Bentuk lain mitigasi perubahan iklim oleh Kementerian Pertanian salah satunya melalui Kegiatan Upland yaitu pengembangan UPPO-biogas. Dalam hal ini, petani didorong membuat pupuk organik sendiri dengan cara fermentasi anaerob. Proses pembuatan demikian dapat mengurangi emisi gas metana sebagai penyebab gas rumah kaca yang dapat menyebabkan perubahan iklim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Annisa Ayu)