BM, tersangka pelaku kejahatan anak. Medcom.id/Ahmad Mustaqim
Yogyakarta: Puluhan anak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) jadi korban pencabulan lelaki hidung belang. Anak-anak di bawah 17 tahun itu disetubuhi setelah diiming-iming imbalan uang rupiah maupun dolar.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Didik Wardaya, menyatakan masa depan anak-anak yang masih duduk di bangku SMP itu masih panjang. Mereka bisa berlanjut ke SMA hingga ke perguruan tinggi. Ia juga meminta sekolah melindungi anak-anak tersebut, bukan mengeluarkannya.
"Mereka tetap harus sekolah. Anak-anak ini kan korban jangan sampai jadi korban ke dua kali," ujar Didik dihubungi, Kamis, 1 Juni 2023.
Menurut dia, sekolah memiliki posisi penting dalam memberikan pendampingan. Pasalnya, lingkungan sekolah selama ini lebih dekat dengan anak-anak korban itu hampir setiap hari.
Anak-anak tersebut, katanya, merupakan korban. Ia meyakini rasa trauma masih dirasakan akibat peristiwa yang dialami. Apalagi bila ditambah dengan tekanan di lingkungan tempat tinggal.
"Apakah perlu (bantuan) pendampingan? Kalau butuh pihak lain nanti kami kerja sama," kata dia.
Salah satu faktor terungkapknya anak-anak jadi korban pencabulan setelah seorang guru memeriksa gawai para siswa. Menurut dia, pengungkapan isi percakapan di media sosial siswa bukan bermaksud mencampuri urusan pribadi. Ia menyatakan para siswa masih berada di bawah tanggung jawab orang dewasa.
"Merazia bukan terus seenaknya dibuka, bisa disuruh mengeluarkan barang-barang sendiri. (razia) dengan cara humanis, bukan membuka semena-mena," ucapnya.
Sebelumnya, sebanyak 17 anak di bawah umur menjadi korban pencabulan warga Bantul, BM. Pencabulan dilakukan di salah satu apartemen di Kabupaten Sleman. Mereka jadi korban setelah diiming-iming imbalan uang ratusan ribu rupiah hingga pecahan dolar Singapura. BM kini telah ditahan Polda DIY dan kasusnya akan segera dilimpahkan ke pengadilan.
Selain itu, ada pula kasus pencabulan juga terjadi di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Sebanyak 10 anak disebut jadi korban salah satu tokoh masyarakat. Pemkab Sleman turut serta memberikan pendampingan anak-anak tersebut.