Sudah 14 tahun, warga Dukuh Tanggung Rejo, Ponorogo, Jawa Timur, kesulitan mendapatkan akses air bersih. Warga harus berjalan kaki sejauh lima kilometer melalui tebing yang terjal dan licin.
Warga pun harus bolak balik ke dalam hutan demi bisa mengambil air bersih. Bahkan, ada yang meninggal karena terpeleset saat mengambil air bersih.
Selain untuk kebutuhan sehari-hari, akses air bersih juga dibutuhkan warga untuk mengaliri sawah. Tidak adanya sumber mata air yang memadahi, ditambah saat ini Indonesia memasuki musim kemarau, membuat warga semakin sulit mengurus sawah.
Hal tersebut mengakibatkan warga mengalami gagal panen, padahal mayoritas warga bekerja sebagai pertani.
Sementara itu,ada 98 warga yang mengalami keterbelakangan mental. Tidak adanya air bersih dan makanan juga mengakibatkan warga mengalami gizi buruk.