Bentrok yang terjadi di Jalan Tamansiswa Kota Yogyakarta dipicu perselisihan antara anggota perguruan silat PSHT dengan kelompok suporter sepak bola Brajamusti dan warga. Bentrokan berawal dari kelompok PSHT yang ingin mencari pelaku pengeroyokan terhadap salah satu anggotanya di Parangtritis beberapa hari sebelumnya.
Rombongan PSHT yang bergerak menuju Polres Bantul berubah arah menuju Kawasan Baciro tempat markas kelompok Brajamusti. Namun, warga yang terganggu dengan suara kenalpot motor kelompok PSHT merasa terusik sehingga terjadi keributan yang terus meluas.
Untuk menghentikan bentrokan, pihak kepolisian kemudian memisahkan kedua kelompok dan mengamankan 352 anggota PSHT.
"Untuk masyarakat ataupun massa yang dievakuasi dan diamankan di Polda DIY berjumlah 352 yang dilakukan pengamanan. Pengamanan tersebut bertujuan agar massa tersebut tidak menjadi korban ataupun tidak menjadi pelaku," ujar Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra.
Bentrokan antar dua kelompok ini disesalkan banyak pihak karena meninggalkan kerusakan berbagai fasilitas publik. Salah satu yang rusak adalah Museum Dewantara Kirti Griya yang merupakan cagar budaya peninggalan Ki Hajar Dewantara.
Sejumlah fasilitas dan koleksi museum ini rusak termasuk kursi peninggalan Ki Hajar Dewantara yang pernah diduduki Bung Karno sekitar tahun 1930 silam.
(M. Khadafi)