Sebanyak dua pabrik pil ekstasi yang beroperasi di permukiman padat penduduk berhasil dibongkar polisi. Menurut Kombes Pol Jayadi, pelaku sengaja mengoperasikan pabrik di tengah permukiman untuk mengelabui petugas dan warga.
"Pada umumnya, para pelaku mencoba mengelabui petugas dan warga dengan cara memilih lokasi padat penduduk. Harapannya, ketika permukimannya padat, warga tidak akan peduli dengan keadaan sekitar," ucap Wadir Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Kombes Pol Jayadi, dalam program Metro Siang, Sabtu (3/6/2023).
Kombes Pol Jayadi mengungkapkan setidaknya pelaku telah memikirkan empat hal untuk melancarkan aksinya, yakni pemilihan lokasi, pabrik kedap suara, waktu pengiriman bahan ekstasi dan tidak berkomunikasi dengan sekitar.
Secara fakta, jaringan yang berhasil diamankan di wilayah Tangerang mengoperasikan pabrik ekstasinya di sebuah perumahan mewah. Hal itu menimbulkan kecurigaan baru para penyidik. Kombes Pol Jayadi mengatakan pihaknya sedang menyelidiki besaran uang dalam perputaran jual beli ekstasi tersebut.
Berdasarkan imformasi, dua pabrik yang dibongkar polisi merupakan pabrik yang baru beroperasi dua hari. Namun, jumlah pil ekstasi yang sudah dihasilkan mencapai puluhan ribu butir. Polisi mencurigai bahwa jaringan ini sudah profesional dalam melancarkan aksinya.
Dalam penggerebekannya kemarin, polisi berhasil menyita 30 ribu butir ekstasi, bahan kimia, oven, mesin pembuat pil hingga paket yang siap diedarkan. Menurut pengakuan pelaku, pil itu akan diedarkan di dua lokasi yakni Jawa Tengah dan DKI Jakarta.
Hingga berita ini dibuat, polisi berhasil membekuk empat tersangka. Menurut pengakuan tersangka, mereka diperintah oleh K yang saat ini masuk dalam DPO. Polisi akan terus memburu DPO tersebut.
"Para penyidik sedang bekerja keras untuk menemukan DPO," pungkas Kombes Pol Jayadi.