Paris: Ribuan pengunjuk rasa "rompi kuning" kembali turun ke jalanan Prancis pada akhir pekan untuk memprotes sejumlah kebijakan Presiden Emmanuel Macron. Demonstran juga kembali bentrok dengan aparat keamanan di beberapa kota besar, termasuk Paris.
Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air untuk meredam aksi pedemo di Palce de la Bastille di Paris, salah satu lokasi reguler demonstrasi sejak tahun lalu. Sejumlah rompi kuning terlihat melempari batu ke arah petugas dari sebuah gedung.
Seperti dikutip dari laman AFP, Minggu 27 Januari 2019, otoritas Paris melaporkan adanya 223 penangkapan dalam unjuk rasa pekan kesebelas ini. Kementerian Dalam Negeri Prancis mengestimasi jumlah demonstran kali ini mencapai 69 ribu di seantero negeri. Pekan kemarin, jumlahnya 84 ribu.
Unjuk rasa rompi kuning dimulai pertengahan November 2018, yang awalnya hanya mengecam rencana penaikan pajak bahan bakar minyak. Namun setelah pemerintah membatalkan rencana itu, aksi protes tetap berlanjut dan meluas menjadi pengecaman terhadap berbagai kebijakan lain.
Beberapa pekan kemudian, unjuk rasa bahkan menyerukan agar Macron mundur dari jabatannya. Macron merespons dengan menggelar debat nasional untuk mendengarkan aspirasi warga, dengan harapan keribuan rompi kuning ini dapat segera berakhir.
Namun hingga kini, belum terlihat tanda-tanda gerakan rompi kuning akan berakhir. Selain di Paris, unjuk rasa berujung bentrok juga terjadi di Nantes dan Montpellier, di mana seorang polisi dilaporkan terluka akibat terkena serangan pedemo.
Melalui Twitter, Mendagri Prancis Christophe Castaner mengecam ada banyaknya "perusuh yang menyamar menjadi demonstran rompi kuning" di Prancis.
Baca: Macron Ingin Redam Rompi Kuning Lewat Debat Nasional
(WIL)
Prancis terkenal dengan wisata romantisnya dengan keindahan Eiffel Tower. Namun, ada satu hari besar di Prancis yang bisa Anda kunjungi…
Demonstran syal merah terlihat lebih banyak diikuti kelas menengah, liberal dan rata-rata berusia lebih tua dari rompi kuning.
Saham-saham Prancis berakhir sedikit lebih lemah pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB).
Sebagian besar penyebab ketegangan dua negara adalah masalah keimigrasian.
Jika terus dibiarkan, kelelahan yang tak tertangani dengan baik dapat mengganggu produktivitas dan menurunkan…
Tampak tak berguna, namun ternyata nongkrong bersama teman punya banyak manfaat positif.
Mereka menentang antisemitisme dengan satu slogan singkat: "Sudah cukup!"
PM Israel Benjamin Netanyahu menyebut Polandia terlibat Holocaust saat masa kependudukan di Warsawa.
Pernyataan Menlu Rusia Lavrov merupakan pukulan telak bagi PM Jepang.
Diduga pelaku hendak menghapus nama Karl Marx dari sejarah.
Keluarga Shamima mengatakan bahwa bayi yang ada di kandungan perempuan 19 tahun itu tidak bersalah.
Harga pembuka untuk lima 'lukisan Hitler' itu cukup fantastis.
Duke of Edinburg mengaku menyesal atas kecelakaan bulan lalu.
Pihak London Zoo sempat mengira Asim dan Melati akan menjadi pasangan ideal.
Austria menegaskan akan tetap berpegang pada kebijakan UE soal konflik Israel dan Palestina.
Uni Eropa mengingatkan bahwa perjanjian Brexit sudah tidak bisa lagi diotak-atik.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diisukan segera dilengserkan menggunakan Amandemen ke-25.