Paris: Prancis memanggil Duta Besar Italia usai wakil PM Roma menuduh Paris menciptakan kemiskinan di benua Afrika, sehingga mendorong terjadinya imigrasi massal ke Eropa.
Wakil PM Italia, Luigi Di Maio, belakangan ini menyalahkan Prancis atas sejumlah kematian imigran gelap di Laut Mediterania. Berbicara pada Minggu 20 Januari, dia menuduh Prancis menjalankan kebijakan bergaya kolonial di Afrika sehingga membuat masyarakat di benua tersebut menderita dan terpaksa pergi ke tempat lain.
Hubungan kedua negara yang biasanya bersahabat menjadi renggang usai kubu sayap kanan berkuasa di Italia pada 2018. Pemerintahan baru Italia terus menerus mengkritik pemerintahan Prancis di bawah Presiden Emmanuel Macron yang dinilai condong terhadap Uni Eropa.
Sebagian besar penyebab ketegangan dua negara adalah masalah keimigrasian. Roma kesal karena Paris mendorong balik sejumlah imigran gelap yang berada di sepanjang perbatasan utara Italia.
Di Maio menuding Macron tidak berbuat apa-apa dalam menangani ratusan ribu imigran yang mencapai Italia dari Libya dalam beberapa tahun terakhir. sebagian besar imigran itu berasal dari benua Afrika.
Satu hari usai pernyataannya, Di Maio berusaha menurunkan ketegangan. "Saya rasa ini bukan masalah diplomatis," ucap dia kepada awak media, saat ditanya mengenai tuduhannya kepada Prancis, seperti dinukil dari laman Sky News, Selasa 22 Januari 2019.
"Tapi menurut saya, Prancis adalah salah satu negara yang tindakannya di Afrika berkontribusi terhadap gelombang imigran yang meninggalkan rumah mereka untuk melakukan perjalanan berbahaya," lanjut dia.
Satu Wakil PM Italia lainnya, Matteo Salvini, mendukung pernyataan Di Maio. Menurutnya, Prancis hanya ingin mengambil kekayaan Afrika ketimbang membantu masyarakat setempat.
Seorang sumber diplomatik Prancis mengatakan semua tuduhan Italia tersebut tidak berdasar. Ia menegaskan Prancis berusaha menstabilkan Libya, mencegah terorisme dan gelombang imigran gelap.
(WIL)
Prancis terkenal dengan wisata romantisnya dengan keindahan Eiffel Tower. Namun, ada satu hari besar di Prancis yang bisa Anda kunjungi…
Demonstran syal merah terlihat lebih banyak diikuti kelas menengah, liberal dan rata-rata berusia lebih tua dari rompi kuning.
Unjuk rasa sudah memasuki pekan kesebelas.
Saham-saham Prancis berakhir sedikit lebih lemah pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB).
Jika terus dibiarkan, kelelahan yang tak tertangani dengan baik dapat mengganggu produktivitas dan menurunkan…
Tampak tak berguna, namun ternyata nongkrong bersama teman punya banyak manfaat positif.
Mereka menentang antisemitisme dengan satu slogan singkat: "Sudah cukup!"
PM Israel Benjamin Netanyahu menyebut Polandia terlibat Holocaust saat masa kependudukan di Warsawa.
Pernyataan Menlu Rusia Lavrov merupakan pukulan telak bagi PM Jepang.
Diduga pelaku hendak menghapus nama Karl Marx dari sejarah.
Keluarga Shamima mengatakan bahwa bayi yang ada di kandungan perempuan 19 tahun itu tidak bersalah.
Harga pembuka untuk lima 'lukisan Hitler' itu cukup fantastis.
Duke of Edinburg mengaku menyesal atas kecelakaan bulan lalu.
Pihak London Zoo sempat mengira Asim dan Melati akan menjadi pasangan ideal.
Austria menegaskan akan tetap berpegang pada kebijakan UE soal konflik Israel dan Palestina.
Uni Eropa mengingatkan bahwa perjanjian Brexit sudah tidak bisa lagi diotak-atik.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diisukan segera dilengserkan menggunakan Amandemen ke-25.